Crane Crane Plants Playtest #1 - Dueling Network

Sesuai janji, aku akan membagi hasil dari playtest deck Crane Crane Plants-ku.

Jadi setelah menuliskan post mengenai Crane Crane Plants kemarin, aku langsung menghubungi teman-temanku di Emperians untuk menguji coba deck ini di Dueling Network. Ketika itu aku hanya memutuskan untuk mengganti MST dengan PWWB sebab aku sering mendapati Tytannial menjadi dead draw dan aku membutuhkan sesuatu untuk men-discard-nya.

Tes pertama, aku melawan Bearly yang menggunakan Mermail. Jujur aku sangat kewalahan, Mermail adalah deck Yugioh modern yang memiliki kemampuan untuk menggunakan hampir seluruh kartu di deck-nya hanya dalam satu play, sementara deck-ku sangat bergantung pada kesuksesanku memanggil Meliae. Jadi kalau bertanding advantage, deck-ku jelas akan kesulitan untuk menang. Namun, keunggulan deck ini adalah kemampuannya untuk mencuri kemenangan dengan cara mencuri monster lawan menggunakan Mark of the Rose dan Enemy Controller, jadi aku sempat memiliki kesempatan menang setelah Bearly gagal melakukan OTK-nya. Tapi whoops, Mark of the Rose-ku terkena MST dan rencana gagal dan aku kalah. Setelahnya aku bermain lagi dan aku terbully-bully karena gagal menarik Mark of the Rose atau Econ. So bad. Result so far: 0-2

Setelah itu, Bearly mencoba deck lainnya, kali itu dia mencoba Bujin, dan tidak tanggung-tanggung langsung menggunakan Bujin OCG yang memiliki Peacock dan kelinci. Holy shit that deck, econ dan mark of the rose-ku tidak dapat bekerja karena dihalangi oleh kura-kura. Bearly me-main deck 3 Vanity's emptiness dan selalu bisa membukanya di turn pertama. Setiap kali aku me-remove emptiness dan mencoba melakukan play, aku selalu diganggu ole backrow. Damn, deck ini benar-benar cupu jika play-nya diganggu. AKu pun kalah lagi. Result so far: 0-4

Capek dengan Bearly, aku memutuskan untuk mengganti lawan. Sejauh ini aku menemukan bahwa deck ini memiliki kesulitan untuk menghadapi deck Top Tier yang memiliki advantage luar biasa seperti Mermail dan kesulitan yang lebih berat lagi menghadapi deck dengan banyak backrow seperti Bujin. Dan aku hanya bisa menarik napas, kalau melawan Bujin saja sudah kelabakan, bagaimana mau melawan GK? Sepertinya aku agak kehilangan harapan *sigh*. Tapi aku tidak kehilangan akal, aku mencoba memasukkan tuner bintang 3 earth agar bisa membuat Naturia Barkion. Pilihanku jatuh pada  Counselor Lily yang memiliki efek yang cukup keren.


Setelah melawan Bearly, aku memutuskan untuk melawan Sindhu, sahabat lama yang sudah lama tidak berduel, tapi karena melihat postingan-ku soal Crane Crane Plants kemarin tiba-tiba dia menjadi ingin mencobanya. Deck yang ia gunakan benar-benar sama persis dengan yang kubuat dan oh boy that was a very fun duel. Duel kami berjalan dengan tempo yang sangat lambat, masing-masing dari kami benar-benar memaksimalkan kemampuan scapegoat dalam membuat token dan menggunakan Econ atau Mark of the Rose di saat yang tepat. It feels so like Goat Control, tapi dengan lebih banyak special summon. Total rasanya aku menghabiskan waktu sampai satu jam lebih hanya untuk berduel tiga kali dengan Sindhu. Kemenangan lebih ditentukan dari siapa yang bisa me-reserve power card-nya dengan lebih baik. Total aku menang 2 dan Sindhu menang 1. Result so far: 2-5

Setelah melawan Sindhu, aku pun mencoba melawan mas Danny yang kemarin baru saja menjadi Runner-Up di YCS Solo. Congrats! Anyway, dia memainkan Evilswarm dan seperti melawan Bujin, aku kalah telak. Barkionku pun tidak dapat berbuat apa-apa karena backrow yang terlalu banyak, sementara grave-ku sendiri masih amat sedikit. Deck ini benar-benar kesulitan jika terus diganggu oleh backrow yang banyak. Result so far: 2-6

Sehabis melawan mas Danny, aku langsung ditantang oleh Acong (sebetulnya aku yang menantang duluan) dan dia menggunakan Dragon Ruler format Januari yang menggunakan engine Blue-Eyes dan Dragon Shrine. Harus kuakui bahwa disitu Dragon Ruler memang masih bisa melakukan spamming monster besar, tapi mereka kehilangan kemampuannya Titan-nya untuk selalu meregenerasikan dirinya dan meng-outsource lawan. Dragon Ruler dengan build seperti itu menjadi tidak ada bedanya dengan deck spamming seperti Hieratic atau Chaos Dragon yang habis melakukan spamming akan langsung kehabisan resource jika field presence-nya dihabisi. Persis dengan cara itulah aku mengalahkan Acong. Total aku berhasil menang dua kali melawannya. Result so far: 4-6

Sehabis melawan Acong, aku ditantang Sindhu lagi untuk terakhir kalinya yang memodifikasi deck-nya menjadi chaos plant namun tetap memasukkan engine crane crane. Nah inilah yang aku kurang setuju, aku pernah mencoba menggabungkan engine crane crane dengan engine chaos dan mereka benar-benar tidak cocok, sebab terkadang kamu menjadi tidak bisa selalu memiliki chaos fodder. Walau begitu, Caius benar-benar sangat mengganggu, tapi untung karena ada econ, dandy-ku tidak mudah untuk dibanish. Hasilnya aku berhasil menang. Result so far: 5-6

Jadi hasilnya, setelah melakukan playtest sebanyak 11 kali, aku mendapati deck ini menang 5 kali dan kalah 6 kali. Kekalahannya adalah melawan Mermail, Bujin, Evilswarm, dan satu akibat mirror match. Kesimpulan sementara, deck ini masih di tier 2, tapi aku masih belum bisa benar-benar yakin. Perlu lebih banyak eksperimen lagi. Beberapa catatan terakhir yang kubuat:

  • 3 scapegoat is too much, 2 copy sudah lebih dari cukup. 
  • One for one itu tidak penting, sebab Meliae sudah memastikan kita bisa memanggil spore kapanpun dibutuhkan. 
  • Raigeki Break lebih bagus daripada PWWB secara prioritas utama di deck ini adalah menghilangkan backrow, menghilangkan monster di depan dapat dengan mudah dilakukan melalui Econ atau Mark of the Rose. 
  • Dichotomy is awesome, tapi perlu timing yang benar-benar tepat untuk melakukannya dan aku merasa bahwa 3 is also too much. 
  • Satu lagi, aku jadi terpikir untuk menambahkan Dust Knight agar lebih mudah men-dump Dandy atau Lily dan menambah target Invoker. Any comment?



Btw, ini adalah decklist yang kugunakan yang terakhir kugunakan ketika melawan Sindhu


Comments

Popular Posts