Crane Crane Plants Playtest #3 - Bekasi Weekly

Yep, another OCG format. Sebetulnya aku berencana menguji deck ini di turnamen mingguan Depok yang menggunakan format TCG, tapi karena satu dan lain hal aku tidak bisa datang dan harus menguji deck ini di turnamen mingguan Bekasi kemarin. Berikut adalah decklist yang kugunakan:


Tidak ada perubahan yang terlalu signifikan, kecuali penambahan Swift Scarecrow dan satu kartu menarik yang baru kutemukan minggu lalu. Perkenalkan:


Naturia Rosewhip. Kartu ini memang belum terkenal, tapi seandainya nanti Crane Crane Plants naik daun, kartu ini pasti akan sangat dicari, sebab dia adalah satu-satunya tuner lv3 EARTH yang bertipe Plant. Ya, Plant, itu artinya dia bisa dipanggil dengan efek Lonefire. Keberadaan satu kartu ini membuka semakin banyak kemungkinan dari formasi awal Crane Crane Plants. Selain itu, jika lawan menggunakan heavy backrow dan kamu sedang malas meladeninya, bisa summon Crane Crane, revive Rosewhip, dan synchro untuk Barkion.

Anyway, turney kemarin dihadiri 8 orang, dan memiliki 3 matchup. 3 orang yang kulawan kemarin adalah Widji (3-Axis Fire Fist), Andrie (Bujin), dan Paman Andre (Tele-kuri).

Melawan Widji aku benar-benar dibuat kesulitan di game 1, karena 3-Axis benar-benar memiliki kecepatan swarming yang luar biasa. Crane Crane Plants memiliki kelemahan yang mirip dengan Dragon Ruler format September 2013, yaitu lambat di early game karena memerlukan setup field terlebih dahulu. Hasilnya di game 1 aku benar-benar kelabakan dan kalah. Game 2 aku men-side in D.D. Crow dan aku beruntung karena berhasil menarik kedua kartu tersebut di 1st draw-ku, sehingga aku bisa memperlambat play Widji. Game 2 dimenangkan hampir single-handedly oleh D.D. Crow.

Game 3 inilah dimana deck-ku benar-benar bersinar. Widji membuka Rivalry of Warlord, lalu menyerang ke arah Hedge Guard dengan Bear, yang tentunya memberikan damage cukup besar. Next turn aku memanggil Dandylion, membuat formasi awal, dan memanggil Tytannial. Rivalry sama sekali tidak berguna dan aku bisa bebas melakukan beatdown dengan Tytannial. Tensen yang jadi kebanggaan Fire Fist pun tidak berkutik karena adanya Tytannial, dan stok tribute Tytannial pun tidak habis-habis karena di-supply terus oleh Meliae. Game 3 berhasil dimenangkan dengan control.

Setelah melawan Widji, aku melawan Andrie yang menggunakan Bujin. Inilah calon deck top tier selanjutnya, jadi aku sangat bersemangat untuk melawannya. Sesuai dugaan, duel dengan Bujin sangatlah alot, karena perlindungannya yang terlalu banyak. Tapi aku benar-benar diuntungkan karena ini adalah format OCG, jadi aku memiliki akses terhadap Heavy Storm dan Trishula. Dua kartu itu benar-benar game breaking dan aku berhasil memenangkan dua game melawan Andrie berkat kedua kartu itu. Kurasa aku benar-benar terlalu dimanja oleh format ini, entah apa jadinya kalau harus melawan Bujin di format TCG nanti. That I have to find out.

One tip untuk melawan Bujin, Neo Spacian Grand-Mole sangat efektif untuk melawan Bujin karena mereka hanya mampu men-summon satu monster per turn, dan  efek Grand-Mole tidak dapat dibendung oleh Turtle.

Menang dari Andrie, aku pun melawan Paman Andre, yang baru turun gunung setelah sekian lama karena ngiler melihat Star Eater di deretan hadiah turny minggu lalu. Dia menggunakan deck Tele-kuri, yang secara teoritis, seharusnya bisa dikalahkan dengan mudah oleh deck ini karena dia akan spamming banyak monster besar dan aku akan bisa mencurinya. The problem is, Paman Andre menggunakan build yang heavy backrow dan heavy hand trap, sehingga aku benar-benar kerepotan. Di game 1 aku menang mudah karena Paman mengalami bad hand, tidak menarik monster satu pun. Kurasa deck heavy backrow memang memiliki permasalahan inkonsistensi seperti itu.

Game 2 aku kalah ter-OTK, somehow Paman seperti memiliki millenium eye karena dia bisa membaca hampir semua strategiku dan menyiapkan counter yang sangat tepat. Di game 3 aku terkena bluff oleh Paman. Aku sudah memiliki Royal Decree di field dan Cydra di tangan. Aku memanggil Cydra, bermaksud untuk contact-fusion, lalu terkena Book of Moon, dan aku pun membatalkan niat untuk contact fusion. Aku benar-benar lupa kalau contact fusion bisa dilakukan dengan facedown monster, lol. Anyway, setelah gagal memanggil Chimeratech, setup-ku pun berantakan dan aku kalah ter-OTK lagi.

Hasil akhir aku mendapat juara 2. Dengan prestasi kemarin juara 1, kurasa it's safe to assume bahwa deck ini memiliki tingkat konsistensi yang cukup tinggi. Tapi sekali lagi, ini masih di format OCG, dan turny yang akan jadi tujuanku di format ini semuanya berformat TCG (Roadshow NATS Joglosemar, Shadow Tournament). Playtest dengan format TCG akan sangat diperlukan dan kurasa aku akan dapat melakukannya dalam minggu ini.

Satu hal yang dapat aku simpulkan dari playtest selama tiga kali, pola play dari deck ini dapat disingkat menjadi empat tahap:

  1. Generate card advantage dengan efek Meliae
  2. Habiskan resource lawan dengan efek Tytannial
  3. Paksa lawan menurunkan boss monster-nya
  4. Curi boss monster-nya dengan Mark atau Econ dan menangkan game.

Masalah paling utama ada di tahap 1, sebab men-generate advantage dengan Meliae akan memerlukan untuk menghindar dari effect veiler, maxx C, dan backrow lainnya. Untuk backrow tentu dapat diatasi menggunakan Trap Stun atau Royal Decree, tapi untuk hand trap, disitulah aku masih angkat tangan. Hand trap benar-benar menjadi blind spot dari deck ini dan disitulah aku harus mencari cara bagaimana untuk menghindarinya.

Comments

Popular Posts