Sisi Lain CnG Jakarta


Sabtu kemarin (4/1) aku mampir ke Comics and Games (CnG), salah satu toko paling terkenal di komunitas Yugioh Indonesia, karena kesuksesannya meng-host NATS, turnamen Yugioh terbesar di Indonesia yang mampu menarik peserta dari daerah Sumatra sampai Sulawesi (aku tidak yakin pernah ada peserta NATS dari daerah Papua, tapi kalau memang ada mungkin bisa dikonfirmasi). Selain itu, CnG juga terkenal karena turnamen mingguannya yang dikenal sebagai turnamen mingguan lokal paling kompetitif di Indonesia, dengan setiap pesertanya pasti menggunakan deck full TCG original dan rata-rata top tier.

Dengan reputasi semacam itu, CnG sering dipandang oleh kebanyakan orang yang jarang mampir ke sana sebagai toko yang tidak ramah pada pengunjung baru yang masih menggunakan kartu-kartu fake, rasis terhadap pengguna OCG, tidak memiliki rasa kekeluargaan karena hanya peduli pada kompetisi, dan gosip-gosip warung kopi lainnya. Aku sendiri sempat memiliki persepsi demikian dan jika bukan karena ada deal untuk COD, biasanya aku sangat jarang mampir ke CnG, terlebih lagi karena letak rumahku yang sangat jauh dari toko tersebut.

Akan tetapi, sabtu kemarin aku melihat sisi lain CnG yang jarang diketahui orang. Terjadi kasus pencurian di CnG dengan korbannya adalah salah satu orang yang sering bermain di sana. Ia kehilangan kartu-kartu langka nan mahal, seperti BTH dan Book of Moon super dari Champion Pack, tentu dapat dibayangkan betapa mahalnya kartu-kartu yang hilang ini. Mengetahui itu, Josh, sebagai figur pemimpin di CnG, langsung melabrak orang yang sudah dicurigai sebagai pencurinya. Tidak tanggung-tanggung, Josh langsung mengatakan, "Ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan uang."Walaupun aku tidak melihat rasa bersalah di wajah si pencuri, tapi aku bisa melihat kalau dia sangat ketakutan ketika berhadapan dengan Josh.

Di sinilah aku melihat bahwa tidak benar anggapan bahwa komunitas Yugioh yang suka bermain di CnG tidak memiliki rasa kekeluargaan. Biar bagaimanapun juga, hubungan yang dibangun secara terus-menerus pasti akan menimbulkan ikatan tersendiri. Kesediaan Josh untuk melabrak dan menyelesaikan langsung permasalahan pencurian itu bagiku sangat mengagumkan. Dimas sendiri mengatakan bahwa jarang-jarang Josh mau membantu menyelesaikan kasus pencurian padahal bukan barangnya yang dicuri. Ikatan yang terbangun melalui duel setiap minggu di CnG-lah yang membuat Josh mau membantu menyelesaikan kasus pencurian yang dialami temannya tersebut.

Kemudian setelah beres soal kasus pencurian, aku pun iseng mengikuti turnamen mingguan di CnG, yang juga dikenal sebagai CnG Yugioh League. Di tengah-tengah pergantian pairing, aku sempat berkenalan dengan seseorang yang duduk di depanku. Tanpa ragu, aku langsung mengajaknya berduel. Bagaimanapun juga, sesama duelist akan dapat saling mengenal dengan lebih baik melalui berduel. Ia menggunakan deck ritual, tapi uniknya monster ritual yang dipanggil adalah Zork, bukan  Herald of Perfection, seperti umumnya.

Seru sekali rasanya ketika dia melempar dadu untuk mengaktifkan efek Zork dan ternyata hasilnya adalah 6 yang artinya bahwa semua monster di arenanya akan hancur. Kami berdua tertawa bersama melihat hasilnya itu. Lihatlah bagaimana dua orang yang baru saja berkenalan dapat tertawa bersama-sama hanya dalam sekejap melalui sebuah duel. Ya, memang benar jika ada yang mengatakan bahwa duel mampu merekatkan hubungan antarmanusia dan aku sudah berkali-kali membuktikan itu.

Anyway, orang yang menggunakan deck Zork tadi bernama Billy. Setelah berduel aku sempat berbincang-bincang sejenak dengannya. Ia mengatakan bahwa ia sudah berduel sejak tahun 2003, masa-masa dimana normal summon masih normal dan special summon benar-benar spesial. Tidak seperti sekarang dimana special summon adalah normal dan normal summon somehow menjadi sangat spesial.

Yang mengejutkan adalah Billy mengatakan bahwa pada tahun 2003-an, CnG adalah toko dengan pengunjung yang masih sedikit yang menjual kartu-kartu OCG. OCG yang digunakan ketika itu adalah Asian English. Ia pun menunjukkan album besarnya yang berisi kartu-kartu Asian English OCG. Wow, ini adalah sisi lain CnG yang rasanya tidak pernah terungkap, bahkan mas Kurniawan Jatmika, kepala admin YGOI, pun tidak mengetahuinya.

Menjadi pertanyaan kemudian apa yang menjadi alasan CnG beralih dari OCG ke TCG, sebab keputusan sebuah toko untuk mengubah aliran bukanlah keputusan yang dapat diambil dengan mudah. Dengan mengubah aliran, maka sebuah toko akan kehilangan pengunjung-pengunjung lamanya dan belum tentu bisa menarik pengunjung baru. Tapi kenyataannya, CnG kini adalah toko dengan pengunjung yang sangat banyak, bahkan mampu meng-host turnamen Yugioh terbesar di Indonesia. Sepertinya keputusan yang dibuat waktu itu benar-benar tepat.

Yah, kunjungan ke CnG Sabtu kemarin benar-benar penuh kejutan, rasanya aku jadi benar-benar ingin mencaritahu apa yang sebenarnya terjadi ketika CnG memutuskan berubah aliran dari OCG ke TCG.

Mari kita tunggu investigasi berikutnya :)

Comments

Post a Comment

Popular Posts