Tourney Report 6/10/13 - Bekasi Weekly
Hasil turney kali ini cukup memuaskan, at least topping. Dan juga aku berhasil menemukan salah satu bad matchup-nya Dragon, yaitu Bujin. Bujin memiliki peluang paling besar untuk mengeksploitasi field Dragon yang minim pertahanan dari serangan. Mereka bisa memasukkan damage sampai 4000+ dalam sekejap mata dan membuat Dragon kalah seketika berapapun tingginya card advantage yang dimiliki dragon. Ditambah lagi, mereka memiliki kemampuan untuk berakrobat di antara backrow tipikal deck Dragon (Raigeki Break, PWWB, Book of Moon, etc) dan menghindar dari efek toolbox Dragon yang kebanyakan harus menarget (Blaster, Big Eye, Scrap Dragon, Dracossack) berkat adanya Bujin kura-kura. Dan lagi karena Duelist Bekasi menggunakan format OCG, maka Bujin bisa menggunakan hampir semua powerful generic one for one trap card (Compulsory, Bottomless, Solemn, etc). Build Dragon Ruler yang kubuat ini didesain supaya satu turn aku hanya bisa men-summon max 2 naga. Sehingga jika harus terkena 2 kali trap card dalam satu turn, aku tidak akan bisa membuat play di turn itu dan Yamato akan terus men-generate plus.
But anyway, here's the report:
1st Match - Bye/Win Match
Peserta turnamen kali ini ada 9 orang dan ternyata aku yang mendapatkan Bye. Aku menghabiskan waktu dengan melawan deck BW temanku yang tidak ikut turnamen, namanya Ari Prabowo. Beliau adalah sesepuh di grup Duelist Bekasi ini dan sekarang sudah memutuskan untuk tidak ikut kompetisi lagi. Walau demikian, Ari hampir selalu datang ke kumpul mingguannya Duelist Bekasi, support yang ditunjukkannya sungguh luar biasa.
Anyway, Ari menggunakan deck BW Simorgh dan semua pasti setuju bahwa itu bukan variant BW yang cukup kuat, apalagi saat ini fungsi set sudah lama ditinggalkan kecuali oleh Mermail Abysslinde, Ryko, Goblin Zombie, dan archetype Ghost Trick. Simorgh sendiri dengan 2700 atk-nya tidak lagi menjadi ancaman karena sudah terlalu banyak monster SS gratis yang bisa menghancurkannya. That aside, I still have a pretty good match with him. Tapi aku tetap menang karena advantage Dragon yang selalu bisa hidup dari graveyard.
2nd Match vs Brams - Chaos Dragons
Result: Win OXO
Game 1: Rematch dari minggu lalu, aku menolak untuk kalah dari Honest lagi. Game 1 aku berhasil meng-control game dengan men-summon Stardust Dragon pada 1st Turn dan Crimson Blader pada 2nd Turn. Naga-naga Brams pun tersegel selamanya di twilight zone.
Game 2: Aku berhasil men-summon Crimson Blader, namun kena Veiler. Next Turn, Brams langsung fap fap fap menghasilkan REDMD, Lightpulsar, Chaos Sorcerer, ditumpuk menjadi M7, lalu memanggil BLS yang di-add oleh M7 dari grave. Aku langsung menyatakan scoop. Jujur aku kaget karena ternyata Chaos Dragons masih bisa bermain eksplosif di format ini. Tapi tentu saja, Brams sudah menggunakan Chaos Dragons selama lebih dari setahun, dia memahami deck itu lebih dari siapapun di Duelist Bekasi.
Game 3: Return FTW di 2nd Turn, menghasilkan Stardust, Crimson Blader, dan Dracossack, lalu set Skill Drain di belakang. Brams men-summon Debris dan langsung ku-negate dengan skill drain. Match ini berhasil kumenangkan dan dendam pun terbalas sudah hahaha.
3rd Match vs Dimas - Zombie Plant Redox
Result: Win OO
Game 1: Dimas adalah ahlinya Zombie di grup ini. Artikel dia tentang Zombie sudah berulang kali masuk ke website-nya Florsheim and he's pretty much a celebrity in Indonesian YGO Community, lol. Anyway, game 1 ini aku berhasil menekannya dengan Crimson Blader. Endless Decay, Redox, dan synchro-nya tidak dapat dikeluarkan. Dimas kemudian menekan dengan melakukan 4-axis XYZ memanfaatkan efek Zombie Master dan Mezuki untuk menghasilkan Gagaga Cowboy dan Shock Master. Shock Master ku-raigeki break dan Dimas pun menyatakan scoop karena dia sudah menghabiskan semua resources-nya untuk melakukan play barusan.
Game 2: Hand awalku tidak begitu bagus dan aku tidak bisa memanggil satu pun naga, sehingga dia bisa mengikis life point-ku melalui Goblin Zombie dan Zombie Master. Beruntung, Goblin Zombie berbaik hati me-mill top deck-ku sehingga aku bisa mendapatkan beberapa naga di grave. Game ini berlangsung cukup alot, namun akhirnya Dimas membuat sebuah play sink or swim dengan men-sync Redox dan Veiler untuk membuat Crimson Blader. Kalau play ini berhasil, maka dia akan bisa menyegel play-ku dan menang. Jika gagal, maka dia akan kehilangan pertahanannya satu-satunya. Sayang aku memiliki veiler dan dia gagal. Next turn, aku memanggil Big Eye dan menculik Blader-nya untuk berbalik menyegel play-nya. Tidak putus asa, Dimas memanggil belut listrik alias Thunder Spark Dragon untuk mengebom field-ku. Namun effect veiler kedua jatuh dari tanganku dan Dimas pun menyatakan scoop. Game ini berhasil kumenangkan.
4th Match vs Andrie - Bujin
Result: Lose XOX
Game 1: Sejak awal bertemu dengan Andrie, aku belum pernah bisa mengalahkannya dalam turnamen. Entah mengapa, dia selalu memiliki cara untuk mengendalikan flow dari game sesuai keinginannya dan aku selalu tertarik oleh flow itu. Game kali ini pun demikian. Tidak sekalipun seranganku berhasil masuk ke life point-nya, semuanya selalu dipentalkan oleh backrow atau hand trap-nya. Namun, setidaknya aku bisa menjaga card advantage dan memastikan bahwa tidak ada ruang terbuka bagi Andrie untuk memasukkan damage 4000+ ke life point-ku. Game ini berlangsung dalam deadlock, aku terus men-stall dengan Redox di posisi defense sampai menemukan kartu yang dapat mengatasi field Andrie. Akhirnya, Andrie menggunakan ketiga Crane-nya dan aku pun tidak ragu-ragu lagi menyerang Susanowo dengan Tidal. Sayang aku lupa bahwa Andrie masih punya Honest dan begitulah aku kalah di game 1 walaupun secara card advantage aku masih menang.
Game 2: Aku berhasil menarik semua kartu side-ku, Debunk + Royal Decree, ditambah dengan Return FTW. Aku men-summon stardust lalu men-set ketiga kartu tersebut. Next turn, Andrie hanya men-set satu monster, dugaanku pasti Bujin Weapon. Next Turn, aku menyerang dengan stardust dan melindas Bujin kura-kura. Langsung kuaktifkan Return FTW untuk memanggil Tempest, Blaster, dan Corsesca dari banished zone untuk memasukkan 6000 damage ke life-nya Andrie. MP2, aku memanggil Colossal Fighter dan Dracossack ke field-ku. Next Turn, Andrie menggunakan monster reborn untuk menghidupkan kura-kuranya dan men-summon Crane dari tangan untuk melakukan XYZ Susanowo. Susanowo kemudian mengaktifkan efeknya untuk mengambil Crane dari deck. Aku sempat berpikir menggunakan veiler untuk menegate-nya, namun aku berpikir pasti akan lebih seru kalau aku mengaktifkan debunk pada saat damage step yang berakibat pada hancurnya Susanowo. Dan itulah yang terjadi, Andrie langsung menyatakan scoop. Jika saja aku tidak memiliki debunk, maka akulah yang akan mati karena saat itu Andrie memiliki 2 crane di tangannya.
Game 3: Jujur ini adalah game yang paling alot yang pernah kualami dengan Dragon Ruler. Card Advantage-ku sudah tidak tanggung-tanggung lagi berkat menarik Return FTW di first turn, namun pertahanan Andrie juga tidak kalah sempurnanya dengan ada Summon Limit, Yamato, Crane di tangan, dan kura-kura di grave. Itu belum termasuk dengan dua kartu yang di-set di backrow-nya. Menjelang akhir duel, aku membuat kesalahan penilaian yang berakibat pada kekalahanku. Field Andrie hanya diisi oleh Susanowo dan Summon Limit. Dia memiliki kura-kura di grave dan dua kartu di tangannya. Aku ingat di turn sebelumnya dia tidak meng-add Crane dengan efeknya Susanowo, tapi malah men-dump kura-kura. Secara logis aku pun berpikir bahwa Andrie pasti memiliki Honest di tangannya. Aku ragu-ragu apakah aku akan menyerang dengan Blaster atau men-stall dengan Redox sampai menarik Debunk. Aku memutuskan yang kedua dan aku langsung sadar bahwa itu adalah pilihan yang salah karena next turn Andrie langsung men-dump Quilin dan menghancurkan Redox untuk melakukan serangan akhir. Seharusnya aku sadar bahwa aku tidak punya dua pilihan, pilihanku hanyalah men-summon Blaster dan menyerang Susanowo. Setelah match selesai, aku bertanya pada Andrie kartu apa saja yang ada di hand-nya dan ternyata tidak ada apa-apa di sana. Jika aku memilih menyerang dengan Blaster, maka aku memiliki kesempatan menang yang lebih tinggi karena card advantage-ku yang masih terjaga. Keragu-raguanku adalah penyebab kekalahanku di game ini.
Overall, aku cukup puas dengan turnamen kali ini dan juga dengan build deck yang kali ini. Inilah list-nya:
3x Blaster
3x Tidal
3x Redox
3x Tempest
2x Corsesca
1x Guard
1x Debris
1x Trigon
1x Swift Scarecrow
3x Maxx C
2x Veiler
3x Sword
3x Consonance
2x Ravine
2x Gold Sarcophagus
1x Book of Moon
1x Heavy Storm
2x MST
2x Raigeki Break
1x Return FTW
Build ini benar-benar bagus untuk melakukan control. Dengan mengeluarkan Card Trooper dan satu Debris, aku bisa memasukkan lebih banyak backrow dan hand trap yang berguna untuk melakukan control. Trigon, tech yang digunakan Billy Brake dalam ARG Circuit juga cukup menunjukkan kegunaannya, efek kedua Blaster jadi lebih sering dapat digunakan. Tapi ada satu masalah besar, deck ini tidak bisa meng-control Bujin. Veiler, Maxx C, Raigeki Break, Crimson Blader, semuanya tidak berguna melawan Bujin, membuat banyak kartuku yang berubah menjadi dead card ketika melawan Andrie.
Minggu depan aku ingin mencoba build Blue-Eyes yang lebih cepat dan memungkinkan untuk men-summon 4 naga sekaligus dalam satu turn. Cukup bagus untuk OTK dan surprise attack. Let's see if it can do well in Bekasi.
But anyway, here's the report:
1st Match - Bye/Win Match
Peserta turnamen kali ini ada 9 orang dan ternyata aku yang mendapatkan Bye. Aku menghabiskan waktu dengan melawan deck BW temanku yang tidak ikut turnamen, namanya Ari Prabowo. Beliau adalah sesepuh di grup Duelist Bekasi ini dan sekarang sudah memutuskan untuk tidak ikut kompetisi lagi. Walau demikian, Ari hampir selalu datang ke kumpul mingguannya Duelist Bekasi, support yang ditunjukkannya sungguh luar biasa.
Anyway, Ari menggunakan deck BW Simorgh dan semua pasti setuju bahwa itu bukan variant BW yang cukup kuat, apalagi saat ini fungsi set sudah lama ditinggalkan kecuali oleh Mermail Abysslinde, Ryko, Goblin Zombie, dan archetype Ghost Trick. Simorgh sendiri dengan 2700 atk-nya tidak lagi menjadi ancaman karena sudah terlalu banyak monster SS gratis yang bisa menghancurkannya. That aside, I still have a pretty good match with him. Tapi aku tetap menang karena advantage Dragon yang selalu bisa hidup dari graveyard.
2nd Match vs Brams - Chaos Dragons
Result: Win OXO
Game 1: Rematch dari minggu lalu, aku menolak untuk kalah dari Honest lagi. Game 1 aku berhasil meng-control game dengan men-summon Stardust Dragon pada 1st Turn dan Crimson Blader pada 2nd Turn. Naga-naga Brams pun tersegel selamanya di twilight zone.
Game 2: Aku berhasil men-summon Crimson Blader, namun kena Veiler. Next Turn, Brams langsung fap fap fap menghasilkan REDMD, Lightpulsar, Chaos Sorcerer, ditumpuk menjadi M7, lalu memanggil BLS yang di-add oleh M7 dari grave. Aku langsung menyatakan scoop. Jujur aku kaget karena ternyata Chaos Dragons masih bisa bermain eksplosif di format ini. Tapi tentu saja, Brams sudah menggunakan Chaos Dragons selama lebih dari setahun, dia memahami deck itu lebih dari siapapun di Duelist Bekasi.
Game 3: Return FTW di 2nd Turn, menghasilkan Stardust, Crimson Blader, dan Dracossack, lalu set Skill Drain di belakang. Brams men-summon Debris dan langsung ku-negate dengan skill drain. Match ini berhasil kumenangkan dan dendam pun terbalas sudah hahaha.
3rd Match vs Dimas - Zombie Plant Redox
Result: Win OO
Game 1: Dimas adalah ahlinya Zombie di grup ini. Artikel dia tentang Zombie sudah berulang kali masuk ke website-nya Florsheim and he's pretty much a celebrity in Indonesian YGO Community, lol. Anyway, game 1 ini aku berhasil menekannya dengan Crimson Blader. Endless Decay, Redox, dan synchro-nya tidak dapat dikeluarkan. Dimas kemudian menekan dengan melakukan 4-axis XYZ memanfaatkan efek Zombie Master dan Mezuki untuk menghasilkan Gagaga Cowboy dan Shock Master. Shock Master ku-raigeki break dan Dimas pun menyatakan scoop karena dia sudah menghabiskan semua resources-nya untuk melakukan play barusan.
Game 2: Hand awalku tidak begitu bagus dan aku tidak bisa memanggil satu pun naga, sehingga dia bisa mengikis life point-ku melalui Goblin Zombie dan Zombie Master. Beruntung, Goblin Zombie berbaik hati me-mill top deck-ku sehingga aku bisa mendapatkan beberapa naga di grave. Game ini berlangsung cukup alot, namun akhirnya Dimas membuat sebuah play sink or swim dengan men-sync Redox dan Veiler untuk membuat Crimson Blader. Kalau play ini berhasil, maka dia akan bisa menyegel play-ku dan menang. Jika gagal, maka dia akan kehilangan pertahanannya satu-satunya. Sayang aku memiliki veiler dan dia gagal. Next turn, aku memanggil Big Eye dan menculik Blader-nya untuk berbalik menyegel play-nya. Tidak putus asa, Dimas memanggil belut listrik alias Thunder Spark Dragon untuk mengebom field-ku. Namun effect veiler kedua jatuh dari tanganku dan Dimas pun menyatakan scoop. Game ini berhasil kumenangkan.
4th Match vs Andrie - Bujin
Result: Lose XOX
Game 1: Sejak awal bertemu dengan Andrie, aku belum pernah bisa mengalahkannya dalam turnamen. Entah mengapa, dia selalu memiliki cara untuk mengendalikan flow dari game sesuai keinginannya dan aku selalu tertarik oleh flow itu. Game kali ini pun demikian. Tidak sekalipun seranganku berhasil masuk ke life point-nya, semuanya selalu dipentalkan oleh backrow atau hand trap-nya. Namun, setidaknya aku bisa menjaga card advantage dan memastikan bahwa tidak ada ruang terbuka bagi Andrie untuk memasukkan damage 4000+ ke life point-ku. Game ini berlangsung dalam deadlock, aku terus men-stall dengan Redox di posisi defense sampai menemukan kartu yang dapat mengatasi field Andrie. Akhirnya, Andrie menggunakan ketiga Crane-nya dan aku pun tidak ragu-ragu lagi menyerang Susanowo dengan Tidal. Sayang aku lupa bahwa Andrie masih punya Honest dan begitulah aku kalah di game 1 walaupun secara card advantage aku masih menang.
Game 2: Aku berhasil menarik semua kartu side-ku, Debunk + Royal Decree, ditambah dengan Return FTW. Aku men-summon stardust lalu men-set ketiga kartu tersebut. Next turn, Andrie hanya men-set satu monster, dugaanku pasti Bujin Weapon. Next Turn, aku menyerang dengan stardust dan melindas Bujin kura-kura. Langsung kuaktifkan Return FTW untuk memanggil Tempest, Blaster, dan Corsesca dari banished zone untuk memasukkan 6000 damage ke life-nya Andrie. MP2, aku memanggil Colossal Fighter dan Dracossack ke field-ku. Next Turn, Andrie menggunakan monster reborn untuk menghidupkan kura-kuranya dan men-summon Crane dari tangan untuk melakukan XYZ Susanowo. Susanowo kemudian mengaktifkan efeknya untuk mengambil Crane dari deck. Aku sempat berpikir menggunakan veiler untuk menegate-nya, namun aku berpikir pasti akan lebih seru kalau aku mengaktifkan debunk pada saat damage step yang berakibat pada hancurnya Susanowo. Dan itulah yang terjadi, Andrie langsung menyatakan scoop. Jika saja aku tidak memiliki debunk, maka akulah yang akan mati karena saat itu Andrie memiliki 2 crane di tangannya.
Game 3: Jujur ini adalah game yang paling alot yang pernah kualami dengan Dragon Ruler. Card Advantage-ku sudah tidak tanggung-tanggung lagi berkat menarik Return FTW di first turn, namun pertahanan Andrie juga tidak kalah sempurnanya dengan ada Summon Limit, Yamato, Crane di tangan, dan kura-kura di grave. Itu belum termasuk dengan dua kartu yang di-set di backrow-nya. Menjelang akhir duel, aku membuat kesalahan penilaian yang berakibat pada kekalahanku. Field Andrie hanya diisi oleh Susanowo dan Summon Limit. Dia memiliki kura-kura di grave dan dua kartu di tangannya. Aku ingat di turn sebelumnya dia tidak meng-add Crane dengan efeknya Susanowo, tapi malah men-dump kura-kura. Secara logis aku pun berpikir bahwa Andrie pasti memiliki Honest di tangannya. Aku ragu-ragu apakah aku akan menyerang dengan Blaster atau men-stall dengan Redox sampai menarik Debunk. Aku memutuskan yang kedua dan aku langsung sadar bahwa itu adalah pilihan yang salah karena next turn Andrie langsung men-dump Quilin dan menghancurkan Redox untuk melakukan serangan akhir. Seharusnya aku sadar bahwa aku tidak punya dua pilihan, pilihanku hanyalah men-summon Blaster dan menyerang Susanowo. Setelah match selesai, aku bertanya pada Andrie kartu apa saja yang ada di hand-nya dan ternyata tidak ada apa-apa di sana. Jika aku memilih menyerang dengan Blaster, maka aku memiliki kesempatan menang yang lebih tinggi karena card advantage-ku yang masih terjaga. Keragu-raguanku adalah penyebab kekalahanku di game ini.
Overall, aku cukup puas dengan turnamen kali ini dan juga dengan build deck yang kali ini. Inilah list-nya:
3x Blaster
3x Tidal
3x Redox
3x Tempest
2x Corsesca
1x Guard
1x Debris
1x Trigon
1x Swift Scarecrow
3x Maxx C
2x Veiler
3x Sword
3x Consonance
2x Ravine
2x Gold Sarcophagus
1x Book of Moon
1x Heavy Storm
2x MST
2x Raigeki Break
1x Return FTW
Build ini benar-benar bagus untuk melakukan control. Dengan mengeluarkan Card Trooper dan satu Debris, aku bisa memasukkan lebih banyak backrow dan hand trap yang berguna untuk melakukan control. Trigon, tech yang digunakan Billy Brake dalam ARG Circuit juga cukup menunjukkan kegunaannya, efek kedua Blaster jadi lebih sering dapat digunakan. Tapi ada satu masalah besar, deck ini tidak bisa meng-control Bujin. Veiler, Maxx C, Raigeki Break, Crimson Blader, semuanya tidak berguna melawan Bujin, membuat banyak kartuku yang berubah menjadi dead card ketika melawan Andrie.
Minggu depan aku ingin mencoba build Blue-Eyes yang lebih cepat dan memungkinkan untuk men-summon 4 naga sekaligus dalam satu turn. Cukup bagus untuk OTK dan surprise attack. Let's see if it can do well in Bekasi.
Comments
Post a Comment