Tourney Report 13/10/13 - Bekasi Weekly
Sesuai rencana, aku menggunakan build Blue-Eyes untuk turney kali ini dan Alhamdulillah berhasil menjadi juara. Build Blue-Eyes, sesuai reputasinya, sangat membantu untuk melakukan aggro play dengan men-summon lebih dari dua naga dalam satu turn. Draw-powernya sangat kuat berkat Sacred Swords, Cards of Consonance, dan Trade-in. Namun, kelemahan dari build ini adalah adanya risiko mendapatkan hand yang aneh, seperti semua drawer tanpa drawer cost, atau bahkan semua drawer cost tanpa drawer. Kelemahan ini kututupi dengan memasukkan 3 Upstart Goblin, sehingga kemungkinan hand aneh seperti tadi dapat berkurang.
Kemudian satu hal yang berbeda lagi, aku memasukkan Gorz untuk menggantikan Swift Scarecrow. Seperti kata bang Jovie, satu-satunya cara untuk mengalahkan Dragon Ruler adalah dengan OTK, oleh sebab itu kartu anti-OTK menjadi penting dalam main deck Dragon Ruler. Namun, Aku merasa bahwa swift scarecrow hanya benar-benar diperlukan di kondisi meta yang dipenuhi oleh Dragon Ruler yang memiliki akses ke Crimson Blader dengan mudah. Di meta yang didominasi oleh deck yang hanya memiliki sedikit akses ke Crimson Blader, Gorz jauh lebih superior dan aku pun tidak perlu khawatir akan di Blader-Sealed. Namun setelah beberapa kali play, aku jadi tersadar bahwa Dragon Ruler memang tidak mungkin menggunakan Gorz karena deck ini menggunakan field spell card yang pasti akan selalu menyangkut di field. Kurasa Gorz akan kukeluarkan untuk build selanjutnya.
Anyway, here's the report:
Match 1 vs Brams - Chaos Dragons
Result: Win OO
Game 1: Entah ada konspirasi apa sehingga aku selalu di-pair dengan Brams dalam match 1, but I digress. Game ini berhasil kumenangkan dengan mem-blader-seal Brams di turn 3. Brams mengulangi kesalahan yang sama dengan memanggil Card Trooper di turn 1 tanpa memiliki perlindungan apa-apa. Memang memanggil Card Trooper di turn 1 adalah good play bagi Chaos Dragons, namun dengan mengetahui aku menggunakan Dragon Ruler, harusnya Brams bisa lebih hati-hati lagi dalam memanggil monster dengan ATK di bawah 2800 ke field karena dapat berakibat pada auto-lose.
Game 2: Kali ini Brams sepertinya cukup belajar dari kesalahan di game sebelumnya karena Blader-ku terkena veiler saat hendak mencabik-cabik Trooper-nya. Karena sadar sudah tidak bisa mem-blader-seal, aku melakukan aggro play dengan memanggil Tidal dari Grave dan Blue-Eyes dari banished zone melalui D.D.R. (bukan dedek-dedek random). (2800-400) + 2600 + 3000 = 8000, jadi kalau semua serangan ini masuk aku akan langsung memenangkan match ini. Tapi tentu saja Gorz turun dari langit dan menggagalkan OTK-ku. Next Turn, Brams memanggil Debris Dragon dan terkena veiler olehku. Dia kemudian mengeluarkan Dark Hole untuk bersih-bersih field lalu end phase. Next Turn, kegaharan build Blue-Eyes terlihat dengan aku melakukan fap fap fap untuk memanggil 3 naga ke field, diakhiri dengan memanggil Koa'ki Meiru Drago untuk menghindari Gorz/Trago. Match ini berhasil kumenangkan.
Match 2 vs Wahyu - Owner Seal Golem
Result: Win XOO
Game 1: Wahyu menggunakan deck yang sedikit mengesalkan, karena dia me-main deck segala jenis kartu stall yang dapat terbayangkan dan beberapa game-stealing card, seperti Magic Cylinder, Just Desert, dan Marshmalon. Game ini berakhir dengan aku tidak bisa memasukkan serangan ke life point-nya karena terus menerus terkena stall dan terus mengalami minus akibat monster-monsterku yang menjadi bahan tribute Lava Golem dan Volcanic Queen. Setelah bermain selama 20 menit, aku memutuskan bahwa aku tidak bisa mengalahkan Wahyu tanpa siding, sehingga aku menyatakan scoop.
Game 2: Aku men-side in total 8 kartu untuk game ini. Beberapa adalah common-burn-side, seperti Royal Decree dan Debunk. Namun yang notable adalah Swift Scarecrow dan Koa'ki Meiru Drago. Scarecrow berguna untuk mengatasi sudden OTK owner seal-nya, Drago berguna untuk mengatasi stall card-nya Wahyu (Gorz/Trago/Fader). Hasilnya sangat brilian, aku langsung memanggil Drago di turn kedua dan semua serangan-seranganku pun berhasil masuk telak ke life-nya. Ketika Wahyu melakukan aggro play dengan memanggil dua volcanic queen dan mengaktifkan owner seal, swift scarecrow berhasil mencegahnya melakukan OTK. Game ini berhasil kumenangkan berkat kedua side card tadi.
Game 3: Ketika game 3 dimulai, time limit hanya tinggal beberapa menit saja. Aku benar-benar sangat khawatir kalau harus menghadapi deck burn dalam sudden death karena deck ini jelas punya lebih banyak keunggulan. Aku pernah membaca wawancara dengan Bunbun, seorang pilot deck Chain Burn yang berhasil topping di GT Semarang, bahwa deck burn hampir selalu pasti lolos babak prelim. Kurasa itu karena deck burn selalu bisa melakukan stall dan melakukan game-stealing di saat sudden death. But hopefully, that was not the case for this game. Aku berhasil memasukkan 4700 damage ke life-nya Wahyu pada turn 2 berkat Blaster dan Koa'ki Meiru Drago. Ketika time limit berakhir, gap life itu masih terjaga, sehingga aku tidak perlu khawatir. Ditambah lagi, aku berhasil mem-blader-seal Wahyu, sehingga dia tidak bisa memanggil Lava Golem, Volcanic Queen, atau Metaion-nya. Match ini berhasil kumenangkan.
Match 3 vs Andrie - Bujins
Result: Win XOO
Game 1: For the love of God, why must it be Andrie again? Tapi at least aku mendapatkan kesempatan untuk melakukan revenge atas dua kekalahan sebelumnya, so I digress. Game 1 melawan Andrie biasanya aku akan kalah karena terlalu banyak kartu-kartuku yang berubah menjadi dead card ketika melawan deck-nya, seperti Raigeki Break dan Veiler, jadi aku tidak bisa berharap banyak. Tapi anehnya Veiler yang kutarik kali ini berhasil mengenai Susanowo-nya. Torrential yang hanya kumasukkan satu karena iseng malah mengenai Mikazuchi dan Yamato-nya. Andrie yang biasanya selalu bisa mengendalikan flow dari game, kali ini bisa ter-disrupt. Rasanya aku punya sedikit harapan. Sayangnya harapan itu pupus karena aku terkena Crane dua kali dan di-OTK Honest. Namun kali ini Honest tidak menyerang dari langit. Dia turun ke field, melakukan direct attack bersama monster Bujin lain, dan dijadikan material untuk memanggil Cowboy. Game 1 berhasil dimenangkan oleh Andrie.
Game 2: Game 2 biasanya akan dimenangkan olehku karena kartu side-ku bisa selalu tertarik di turn 1 berkat draw power-nya Dragon Ruler. Ya, aku benar-benar sudah hafal pola duel dengan Andrie. Kali ini aku berhasil menarik D.D. Crow di turn 1, not bad. Aku memanggil Stardust Dragon dan end phase. Andrie memanggil BFF Bear dan men-set 4 kartu lalu end. Kalau dia tidak memanggil Yamato, itu artinya Andrie sedang mengalami bad hand, aku merasa punya kesempatan untuk mencuri game ini. Dari tanganku, aku men-discard Blaster dan Guard untuk men-destroy Bear, kemudian dari grave aku memanggil Tidal untuk melakukan direct attack bersama Stardust. Andrie membuka Trap Card dan ternyata Mirror Force, yang langsung di-negate oleh Stardust, 2600 damage masuk ke life-nya Andrie. Aku langsung menyimpulkan bahwa dia tidak memiliki targetting trap card, seperti Dimpris dan Compul.
Next turn, Andrie mendapatkan Yamato dan memanggilnya ke field untuk meng-add Crane di end-phase. Aku langsung menyimpulkan bahwa Andrie tidak memiliki Honest di hand-nya, sebab kalau dia sudah punya maka dia akan men-dump kura-kura. Karena Crane hanya bisa menambah ATK Yamato satu kali, maka aku bisa mengalahkannya dengan cara menyerang dengan dua monster. Next turn, aku memanggil Blaster untuk menyerang Yamato bersama Stardust. Serangan pertama datang dari Blaster yang langsung ditangkis oleh Crane sesuai dugaan. Serangan kedua datang dari Stardust dan kali ini aku yakin akan berhasil mengubur Yamato. Di luar dugaan, Andrie mengaktifkan Bujin Regalia - The Sword untuk mengambil Crane kembali dari grave. Namun, beruntung aku melihat D.D. Crow di hand-ku dan langsung bertanya apakah Regalia diaktifkan saat damage step dan ternyata tidak, sehingga D.D. Crow-ku bisa langsung mem-banish Crane dari graveyard. Andrie pun langsung menyatakan scoop
Game 3: Game 3 dengan Andrie biasanya adalah yang paling tidak bisa ditebak. Biasanya akan banyak missplay yang terjadi karena kita sudah sama-sama kelelahan dengan dua game sebelumnya. Pada pertandingan-pertandingan sebelumnya, biasanya aku yang lebih banyak melakukan missplay, namun kali ini Andrie yang melakukannya terlebih dahulu dengan mengaktifkan Maxx C terlambat. Hasilnya, dia hanya bisa men-draw satu kartu dari efeknya Maxx C. Selain itu, Andrie juga tidak mendapat Yamato di turn 1, jadi dia mengalami bad hand, kesempatanku menang kali ini cukup besar. Disadvantage Andrie ini belum lagi ditambah dengan Royal Decree yang berhasil kutarik di turn 2 dan selamat dari Blind MST-nya di turn 3. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa pemain pro seperti Andrie masih suka melakukan Blind MST. Kalau saja dia tetap memegang MST-nya di tangannya, maka dia bisa mengaktifkannya ketika Royal Decree terbuka saat end-phase, dengan begitu chance menangnya akan lebih tinggi. In the end, Royal Decree pretty much kills his deck. Aku memenangkan game ini dengan men-swarming field-ku dengan Colossal Fighter, Scrap Dragon, dan naga-naga lain. Finally, I beat Andrie :)
Jadi begitulah turney hari ini. Sejauh ini aku sudah menguji tiga build Dragon Ruler: Plant build, Control build, dan Blue-Eyes build. Kurasa aku tidak akan mencoba Dragunity build karena well, aku sudah tidak punya uang lagi untuk membeli Phalanx dan Vajrayana yang tetap mahal. Kurasa aku akan menuliskan analisisku terkait perbandingan ketiga build di atas nantinya. Man of the match kali ini adalah Koa'ki Meiru Drago yang menyelamatkanku dari deck Wahyu. Itu berarti bahwa aku harus segera meng-orikan kartu ini haha (aku masih menggunakan KKM Drago proxy).
Minggu depan Duelist Bekasi akan mengadakan tag team tourney. And oh btw, Duelist Bekasi divisi Yugioh kini sudah memiliki nama, yaitu PRODIGY (Patriotic Duelist Group of Yugioh). Aku ingin menulis tentang nama baru ini, tapi kurasa itu harus menunggu sampai ada logo PRODIGY yang fix terlebih dahulu. Kembali ke tag team, aku akan berpasangan dengan Brams sang pilot Chaos Dragons. Aku merasa bahwa perpaduan antara elemental dragon dan chaos dragon pasti akan menarik karena itu berarti kita menjadi penguasa seluruh elemen dalam jagad Yugioh. Beside, banyaknya naga di grave berarti bahwa Dragon Mirror bisa lebih efektif, lol. Let's see how effective this pair is next week.
And here is my deck list for today:
3x Blaster
3x Tempest
3x Tidal
3x Redox
1x Corsesca
1x Guard
2x Blue-Eyes
2x White Stone of Legend
2x Veiler
1x Gorz
3x Sacred Swords
2x Trade-in
2x Consonance
3x Upstart
2x Ravine
2x D.D.R. (bukan dedek-dedek random)
1x Heavy Storm
2x Raigeki Break
1x Torrent
1x Return FTW
Comments
Post a Comment